The Power Of Flower

ANTARA BUNGA DAN RASA BAHAGIA

Bunga mungkin sering tampak seperti sebuah isyarat kecil dalam mengekspresikan sebuah rasa, baik rasa cinta maupun rasa kehilangan. Tak heran, selain sering digunakan sebagai media ungkapan rasa cinta kepada orang tersayang, bunga juga sering digunakan untuk mengucapkan sebuah rasa bela sungkawa.

Penelitian pun telah menunjukkan bahwa bunga memiliki kekuatan penyembuhan. Mungkin ada dari kita yang sering mendengar istilah Flower Power, ya ternyata bunga memiliki kekuatan tersendiri, loh.

Seperti dilansir dari majalah Rutgers yang mana merupakan majalah untuk para mahasiswa dan alumni Universitas New Jersey, ilmuwan di Universitas Rutgers, Jeannette Haviland-Jones dan suaminya, Terry McGuire membuktikan bahwa bunga memiliki khasiat penyembuhan ketika mereka melakukan penelitian tentang efek bunga pada kebahagiaan dan kesejahteraan. Percobaan sosial ini dimulai dari mempelajari tanggapan emosi peserta saat menerima bunga.

Penelitian ini ditujukan pada 147 peserta perempuan yang mulanya mereka hanya mengetahui bahwa hanya diminta untuk mengisi sebuah kuesioner. Ternyata percobaan ini sebenarnya terjadi dimana pada saat mereka mengucapkan “terima kasih” untuk sebuah hadiah yang diberi oleh pihak peneliti atas apresiasi mereka terhadap pengisian kuesioner. Para peserta diberi lilin, keranjang buah, atau buket bunga yang indah. Para ilmuwan yang terlatih pun berfokus pada wajah para peserta saat mereka diberi hadiah. Mereka yang diberi lilin atau keranjang buah hanya menunjukkan senyuman sopan. Ini adalah jenis senyuman yang sering kita gunakan dalam sapaan cepat atau interaksi sosial dengan orang asing, senyuman yang biasa kita beri untuk berbasa-basi.

Di sisi lain, setiap peserta yang diberi bunga menunjukkan senyuman yang tulus. Nah, jenis senyuman tulus ini terlihat di mana sudut mata berkerut dan pipi terkesan menjadi merah. Jenis senyum seperti ini digunakan sebagai indikator kegembiraan dan keceriaan.

“Salah satu teori asli, dari ahli biologi dan lingkungan hidup, E.O. Wilson, adalah bahwa bunga adalah penanda untuk buah, dan itulah mengapa orang menyukainya. Tetapi orang-orang sebenarnya tidak suka bunga yang mengarah pada buah, jadi sepertinya itu argumen yang lemah. Mungkin tanaman itu menggunakan sejumlah jalan. Satu bisa bau, yang saya pikir sangat mungkin. Faktor warna adalah kemungkinan lain yang tepat. Ada pula beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa kita tertarik pada bentuk dan pola simetris. Tidak semua bunga simetris, tetapi sebagian besar seperti itu,”


papar Jeannette Haviland-Jones kepada redaksi majalah Universitas Rutgers.

Mungkin kamu berpikir bahwa seorang peserta hanya tersenyum itu tidak membuktikan apa pun tentang bunga dan kebahagiaan. Namun, ketika para ilmuwan menindak lanjuti dengan wanita tiga hari kemudian, orang-orang yang menerima bunga masih melaporkan merasa lebih bahagia daripada yang tidak, loh.

Jeannette Haviland-Jones dan  Terry McGuire juga menunjukkan bahwa kebanyakan orang, tanpa memandang jenis kelamin atau usia, mendapat manfaat dari menerima bunga. Studi di atas hanya berfokus pada peserta perempuan. Ini karena perempuan biasanya lebih bersedia melakukan studi sosial yang didasarkan pada tanggapan emosional. Mereka kemudian melakukan penelitian untuk menentukan bagaimana menerima bunga akan mempengaruhi pria. Sekali lagi, para ilmuwan membuktikan bahwa pria yang menerima bunga sebagai hadiah menunjukkan kebahagiaan yang meningkat dan peningkatan interaksi sosial. Orang-orang yang diberi bunga membuat kontak mata lebih sering dan menghasilkan senyum yang lebih nyata daripada mereka yang tidak.

Sementara kedua studi laki-laki dan perempuan memiliki peserta dari berbagai kelompok usia, Jeannette Haviland-Jones dan Terry McGuireingin melakukan studi ketiga untuk menguji efek bunga khusus pada warga senior. Studi ini juga menunjukkan bahwa bunga membantu menyegarkan ingatan dan meningkatkan kebahagiaan di antara para peserta. Para ilmuwan juga menemukan bahwa para lansia yang memiliki bunga berpotensi memiliki lebih banyak interaksi sosial setelah dilakukannya penelitian. Mungkin ini terjadi karena kita sering meletakkan bunga di ruang keluarga atau dapur di mana orang dapat melihatnya, shingga menimbulkan perasan bahagia.

Nah, nggak heran kan kalau bunga memang menjadi sebuah media mengungkapkan perasaan oleh manusia selain kata-kata. Maka jangan ragu untuk memberikan bunga kepada orang yang kamu sayangi sebagai terimakasih juga rasa syukur telah memiliki mereka di hidup kamu.

Rutgers Magazine, 2010

https://ucmweb.rutgers.edu/magazine/archive1013/departments/spring-2010/insights/flower-power


Teman Florist

    Nadia dari Teman Florist